Kamis 25 Juli 2024., Desa Daleman Kidul, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang membentuk tim penggerak sampah ditingkat desa sebagai wujud inovasi dalam membentuk kesadaran masyarakat akan pentingnya permasalahan dalam pengelolaan sampah yang kompleks. Program pembentukan ini didampingi oleh tim PPK Ormawa HMJM FE Untidar.
Hadirnya kelembagaan tingkat desa tersebut mampu mengintegrasikan berbagai aspek dalam pengelolaan sampah dari pengumpulan, pemilahan, sampai pengolahan sampah secara terpadu. Dengan bantuan aplikasi pencatatan secara digital, masyarakat dapat melaporkan keberadaan sampah, mulai dari pengambilan sampah, pengangkutan sampah, hingga pemantauan dalam proses pengelolaan sampah secara transparan
Pembentukan kelembagaan rumah sampah digital ditingkat desa Daleman Kidul dibentuk dengan nama Nawasena Kemala yang berasal dari 2 kata yang terdiri dari Nawasena berarti masa depan yang cerah dan kemala yang merupakan kesempurnaan yang memberikan keuntungan. Jumlah pengurus dikelembagaan tingkat desa berjumlah 13 pengurus yang terdiri dari pengurus inti yaitu ketua, manajer umum, manajer produksi, manajer keuangan, dan manajer operasional. Selain itu pengurus yang membantu dibawahnya antara lain adalah administrasi, divisi pemilahan dan pengumpulan, divisi penyimpanan, teller, koordinator sampah organik dan anorganik serta koordinator antar dusun.
Fahar sebagai ketua acara menjelaskan bahwa tujuan dibentuknya kelembagaan adalah untuk memberikan kesadaran masyarakat desa daleman kidul dalam pengelolaan sampah yang baik dan benar. Selain itu harapannya masyarakat dapat berpartisipasi aktif dalam program ini supaya terciptanya kerjasama dan semangat dalam gotong royong, bersih dan lebih bersih.
“Semoga dalam kegiatanya kami bersama warga desa dapat bekerjasama untuk menyukseskan segala bentuk kegiatan yang nantinya dijalankan di desa ini, dengan tujuan meningkatkan kesadaran masyarakat desa untuk mengelola sampah dengan baik dan benar serta dapat memberikan dampak yang positif bagi warga desa”.
Sebelum sesi pembentukan kelembagaan dibuat, masyarakat diberikan sesi diskusi untuk membahas hasil pengolahan sampah organik dan anorganik yang kedepannya akan dijadikan sebagai pakan untuk budidaya maggot dan pupuk dari olahan produk sampah organik dan kerajinan tangan berbahan sampah anorganik.
Jiyatno sebagai salah satu pengurus bank sampah dari dusun gumuk menjelaskan harapannya supaya produk olahan sampah yang dikelola kedepanya dapat dipasarkan secara luas supaya masyarakat dalam mengelola sampah dengan semangat.
“Saya harap selain diajarkan cara untuk mengelola sampah organik dan anorganik menjadi sebuah produk yang bernilai jual, kami juga harus didampingi dalam pemasaran dari produk yang telah dihasilkan, supaya nanti produk-produk ini dapat bermanfaat bagi warga desa mendapatkan keuntungan” jelasnya.
Kemudian Nadia selaku moderator menjawab pertanyaan dari hasil diskusi yang telah ditanyakan terkait pemasaran yaitu dengan bekerjasama oleh para mitra yang sebelumnya telah kami ajak untuk bermitra yaitu Fita Faram dan Bank Sampah Kampung Bersemi.
“Terkait pemasaran nantinya juga akan dibantu oleh para mitra yang sebelumnya telah bekerjasama oleh kami”.
Sesi terakhir terpilihlah ketua kelembagaan tingkat desa yang dikoordinasikan langsung oleh Susanti dari perwakilan dusun genting. Dengan terpilihlah ketua bank sampah tingkat desa ini dapat dijadikan sebagai bukti nyata bahwa masyarakat desa mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman dan menjawab tantangan dalam pengelolaan sampah yang dapat dikelola secara berkelanjutan supaya dapat menjadikan motivasi dan inspirasi untuk desa yang berada disekitarnya